Arsip Tag: banyumas

Purwokerto akhir Januari

Petualangan kali ini,aku bersama kawan akan berkunjung ke rumah senior di daerah Purwokerto. Yap ibu kota kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Kami menumpang kereta api dari stasiun kota ke stasiun purwokerto. Kereta api serayu malam adalah pilihan tepat karena sesuai dengan jam kerja kami keberangkatannya. Dari stasiun kota jam 21.05 wib. Yap kereta ekonomi melaju di rel dan akan melintasi sekitar 12 stasiun pemberhentian, sebenarnya lebih dari 12 yang dilewati tetapi kereta ini hanya akan berhenti di 12 stasiun dengan stasiun terakhir di stasiun kota Purwokerto. Di tiket kereta ini akan sampai di Purwokerto jam 07.13 esok pagi.

CAM01046

Ketika membaca kata ekonomi disamping kata kereta apa yang kawan pikirkan? Kereta sumpek tak beraturan dengan jendela terbuka dan kadang tidak bisa ditutup atau tertutup tidak bisa dibuka? Atau orang orang yang tidak beraturan posisi tidurnya dengan diselingi suara penjaja makanan dan minuman? Dengan toilet tanpa air jadi kita harus membawa air sendiri? Hai kawan itu potret lama kereta ekonomi kita. Sekarang kereta ekonomi lebih memanusiakan manusia. Gerbong tak lagi umpel-umpelan dan tak beraturan, sekarang pas sesuai dengan tiket. Kondisi gerbong? Sekarang ber AC. Setipa gerbong ada 6 AC yang akan di cek oleh petugas setiap kali perjalanan dimulai. Penjaja makanan? Jangan harap akan berseliweran. Yang berseliweran adalah petugas dari PT. KAI sendiri yang akan melayani makan dan minum penumpang.  Toilet? Mmm mungkin masi perlu ditata lagi ya walaupun belum bersih maksimal tetapi air mengalir kok. Jadi tidak usah membawa air sendiri. Kalau dibandingkan dengan terakhir kali aku naik kereta api ekonomi. Potret kereta api ekonomi jauh lebih baik, jempol untuk PT.KAI.

CAM01048

Perjalanan kurang lebih 10 jam ini tidak ada yang seru kecuali melihat posisi tidur penumpang lain, di sandari sama mas mas yang ga dikenal tapi sok kenal. Dan kicauan kawan yang baru berhenti sekitar jam 1 malam karena dia sudah kelelahan ahhaha. Oke semoga dia ga baca tulisan aku ini. Sepanjang perjalanan hanya gelap malam yang menyapa. Sekitar habis subuh jam 06.30 kita sampai di stasiun Kroya untuk mengganti posisi lokomotif.

CAM01080

Dan sepanjang stasiun kroya sampai puwokerto kami disuguhi pemandangan khas pegunungan dan melewati sungai lebar yang kemudian kami tahu itulah sebabnya kereta ini dinamakan seperti nama sungai tersebut. Serayu.

CAM01061

Sampai di stasiun purwokerto, disambut dengan rama rintik – rintik hujan, tujuan kami selanjutnya adalah. Sarapan, iya sroto makanan khas purwokerto, yang mahsyur di sekitar stasiun. Melewati museum BRI, yang fotonya hilang karena SD card kawan saya rusak tetapi cukup lah melihat dengan kamera paling keren dijagad raya yap mata kita dan disimpan di memori paling canggih pula, otak kita. Dengan bergantung pada GPS kami menemukan sroto makanan campuran lontong kupat dan soto ayam ditaburi kerupuk. Hasilnya,, yahud.

IMG_20150131_081709

Setelah mengisi perut akhirnya kami meneruskan perjalanan menuju rumah senior saya. Yap sepanjang jalan raya Sudirman kami berjalan kaki. Mencoba menikmati pagi dan menyapa penduduk Banyumas. Melewati selasar pertokoan , masjid agung dan alun alun. Dan di alun alun kita bisa menikmati air langsung minum, dan air mancur. Jadi lumayan lah ya bisa menikmati segarnya air Banyumas dan bercengkrama dengan warga Banyumas. Perjalanan berlanjut ke rumah senior, rumahnya berada di belakang RRI Purwokerto. Dan dari dianyalah kami mengetahui di Purwokerto ternyata banyak jalan kecil yang aman untuk disusuri.

Tujuan selanjutnya adalah ke batu raden. Dari area kebon dalem atau di depan aston hotel, kita bisa langsung naik angkot warna hijau untuk bisa mencapai ke wisata batu raden. Dengan membayar 8000 rupiah saja kita bisa sampai ke batu raden. Tiket masuk ke tempat wisata ini adalah 14 ribu rupiah, terdapat beberapa pancuran atau pemandian di wana wisata ini dan beberapa wahana permainan anak. Sayangnya daya tidak sempat masuk dan mengeksplorasi karena hari sudah sore dan angkot terakhir di kota ini hanya sampai jam 5 sore. Jadi daripada susah pulang lebih baik saya foto foto sebentar dan menikmati udaha yang tidak kalah sejuknya dari puncak bogor. Lalu turun ke kota.

IMG-20150131-WA0003IMG-20150131-WA0007

Perjalanan kembali dimulai dengaan menikmati sore di kota purwokerto. Melewati tugu yang sering disebut tugu jagung dan gereja antic di kota purwokerto. Lalu mendung yang mulai menggantung sudah tidak rela memendam airnya lagi, jadi kami memutuskan untuk mencari penginapan di sekitar stasiun, karena kami akan naik kereta untuk kembali ke Jakarta esok paginya.

IMG-20150202-WA0002

Hujan turun malam itu, kami yang ingin menikmati malam mengurungkan niat dan hanya menikmati makan malam di sekitar stasiun. Penginapan disini lumayan murah hanya 175.000 rupiah saja kita bisa menikmati kamar ber AC dan ber TV tanpa sarapan tapinya.

Pukul 06.30 kami menuju stasiun dan inilah awal perjalanan pulang ke Jakarta. Pelayanan kereta api memang berubah banyak,verifikasi data penumpang juga setiap gerbong dijaga oleh petugas untuk memudahkan calon penumpang mencari tempat duduknya.

Kereta api kami mulai meninggalkan kota Purwokerto jam 07.03 wib. Skitar 10 jam kedepan kami akan menikmati perjalanan bersama KA serayu Pagi. Suguhan pemandangan mulai memanjakan mata, sungai serayu solah memberikan magnet tersendiri, lalu mulai dari pegunungan yang dipagari bukit dengan sawah dan pemukiman khas lereng gunung membuatku tertegun, rel kereta api yang berkelok . beruntunglah karena akau berada di gerbong pertama jadi ada sensasi tersendiri ketika jalanan berbelok aku bisa menyaksikan ekor kereta api yang sedang aku tumpangi. Luar biasa.

ujung kereta

Selain itu kita melewati terowongan yang panajngnya kira kira 2 menit lamanya kita berada di dalamnya. Yap, terowongan Sasaksaat yang panjangnya 950 meter. Menuembus bukit dibangun tahun 1800 an. Luar biasa. Selain terowongan ternyata rel kereta api jalur ini juga dibangun diatas tebing, jadi ketika melihat kebawah…subhanallah. Tinggi. Dan yang paling aku kagumi adalah, sebelum tahu akan melewati jalur ini, dulu saat melewati tol cipularang aku tertegun ingin merasakan naik kereta yang melewati jembatan yang tinggi dan kelihatan dari atas tol, dan hari itu keinginanku terkabul. Aku melewati jambatan itu.

Perjalanan hampir sampa di Jakarta, ketika kereta berhanti sejenak untuk menurunkan penumpang di stasiun purwakarta, sekali lagi aku amaze , ternyata di stasiun ini dijadikan “kuburan” gerbong yang ditumpuk. Aku tertegun dan sedih dalam waktu yang bersamaan. Ini terlalu indah untuk dilewatkan. Tapi terlalu indah juga untuk ditinggalkan.

Camera 360

Lalu perjalanan menuju stasiun kota, disuguhi permandangan semprawut sekitar stasiun kampung bandan. Sunggu pemandangan yang drastis. Miris. Yah inilah hidup, dan perjalanan berakhir di stasiun kota, kereta terlambat 20 menit dari perkiraan. Tetapi ini adalah pengalaman indah yang aku dapatkan dari kereta serayu… Semoga nanti Serayu akan lebih baik begitu pula dengan perkeretaapian Indonesia seluruhnya… amiin